Tak Bebani Orang Tua, Profesor di Jepang Puji Program MBG Indonesia

MEDAN – Profesor dari Kanagawa Institute of Technology Profesor Naomi Aiba memuji program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan pemerintah Indonesia.

Pujian itu dilontarkan lantaran program MBG di sini tidak membebankan biaya makan pada orang tua murid.

“Kalau dibandingkan Jepang, sebenarnya Indonesia lebih hebat karena free meal. Di Jepang sendiri ini masih harus bayar,” kata Aiba di seminar ilmiah di Jakarta, Kamis (13/2/2025).

Sampai hari ini, kata Aiba, pemerintah Jepang masih membebankan biaya kepada orang tua siswa khususnya yang duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah.

Aiba menyebut orang tua harus membayar sekitar 250 yen atau sekitar Rp24.400 ribu per makanan per siswa.

Dia mengatakan pemerintah Jepang masih melakukan negoisasi lebih lanjut untuk menentukan apakah program makan di sana akan digratiskan seperti di Indonesia di masa mendatang.

“Sebenarnya di Jepang sendiri masih ada beberapa daerah yang pemerintahnya menyediakan makan siang yang gratis. Tapi di Jepang sendiri belum merata. Masih hanya daerah-daerah tertentu,” terangnya.

Pada Senin (6/1/2025), secara resmi pemerintah memulai program Makan Bergizi Gratis di sejumlah wilayah Indonesia.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan RI Hasan Nasbi mengatakan pihaknya berharap target 937 dapur MBG dapat tercapai pada akhir Januari 2025.

Pihaknya berharap hingga akhir 2025, dengan target 5.000 dapur, MBG bisa melayani hingga 20 juta penerima manfaat mulai dari peserta didik tingkat PAUD-SMA, balita, ibu hamil hingga ibu menyusui.(asen/red)

#Indonesia#Jepang#Profesor#Program MBG#Puji