JATENG – Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan video unik yang memperlihatkan seorang kernet bus ditinggal sopirnya gara-gara debat panas soal keaslian ijazah Presiden Joko Widodo.
Peristiwa yang terjadi di Klaten, Jawa Tengah (Jateng) ini langsung viral dan menuai reaksi beragam dari netizen.
Dalam video berdurasi singkat yang diunggah salah satu pengguna media sosial, tampak seorang pria berjalan kaki menyusuri jalanan di kawasan Klaten.
Disebutkan bahwa pria tersebut adalah kernet bus yang terpaksa jalan kaki lantaran ditinggal sopirnya sendiri karena terlalu asyik berdebat soal ijazah Jokowi.
Menurut narasi unggahan, sang kernet bersikukuh membela bahwa ijazah Presiden Jokowi asli, sementara lawan debatnya menyangsikan hal itu.
Perdebatan yang semakin memanas membuat sang sopir jengkel hingga akhirnya nekat meninggalkan kernet tersebut di tengah jalan.
Beruntung, kernet itu akhirnya mendapat tumpangan dari warga yang merasa iba. Aksi ini pun terekam dalam video dan langsung menyebar luas di media sosial.
Warganet ramai-ramai membagikan ulang video tersebut sambil memberikan komentar yang tak kalah heboh.
Beberapa komentar pro kontra netizen memadati unggahan video tersebut, antara lain:
“Awalnya aku kasian, setelah tahu akar permasalahannya, aku jadi ngakak,” tulis salah satu pengguna.
“Kalau saya sopirnya, punya kernet yang memuja Jokowi, tak turunin di tengah hutan,” sahut netizen lain dengan nada bercanda.
“Debat politik sampai lupa kerja, akhirnya ditinggal juga,” komentar pengguna lain.
“Ijazah orang lain kok sampai segitunya dibela, kerjaan malah ditinggal,” tulis netizen sambil mengunggah emoji tertawa.
“Lain kali debatnya habis jam kerja, Mas,” sindir warganet lain. Dikutip dari radar lawu.jawapos.com, Rabu (21/5/25).
Kisah ini menjadi bukti betapa isu politik bisa menyusup hingga ke ruang paling tidak terduga termasuk kabin kendaraan umum.
Meski dibalut kelucuan, kejadian ini juga mengingatkan pentingnya menjaga profesionalitas di tempat kerja dan tidak terbawa emosi saat berdiskusi, terutama jika menyangkut topik sensitif seperti politik.(red)