BIRU-BIRU – Peredaran narkoba di Kecamatan Biru-Biru,Kabupaten Deliserdang, ternyata dikendalikan oleh pria bermarga Tarigan. Mereka masing-masing EO Tarigan dan GA Tarigan, selain itu ada juga seorang pria bernama Anto disebut-sebut juga sebagai pengedar narkoba disana.
Adapun, para mafia narkoba itu menjalankan bisnis haram mereka di Pasar IX, Colombia, Gang Wakaf (Kuburan Cina) Kecamatan Biru-biru. Taktanggung, narkoba disana ditaksir beredar hingga berkilo-kilo.
“Karena pembeli dan pemakai dari berbagai daerah datang kesitu isap sabu maupun beli untuk jual lagi,”kata seorang warga Biru-Biru berinisial JP kepada wartawan, Selasa (2/4).
Para pemakai dan pengecer narkoba, lanjutnya, suka ke lokasi karena sangat bebas. Mereka bisa melakukan apa saja tanpa takut tersentuh hukum.
“Mau make udah ada tempatnya, mau beli sabu banyak bisa, sikit bisa. Pokoknya grosir narkoba disitu,”sebutnya.
Sebelumnya, dia bilang, lokasi sempat tidak ada aktivitas narkoba di zaman kepemimpinan Kombes Pol Irsan Sinuaji sebagai Kapolres Deliserdanh. Namun kini, lokasi kembali menjadi salah satu basis narkoba terbesar di Deliserdang. AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo SIK pun kini diharapkan mampu memberantas lokasi narkoba di Kecamatan Biru-biru.
“Sudah banyak yang rusak generasi muda disini. Jadi tolonglah pak Polisi segera razia lokasi ini. Jangan biarkan generasi lain rusak karena ulah mereka,”pungkasnya.
Sebelummya, disampaikan melalui wartawan, masyarakat Deliserdang mengaku resah dengan aktivitas peredaran narkona di Pasar IX, Colombia, Gang Wakaf (kuburan cina) Kecamatan Biru-biru. Sebab, sampai saat ini bandar narkoba disana semakin merajalela dan tidak pernah tersentuh hukum.
“Tolong Desa kami pak dari peredaran narkoba di Biru-Biru. Bandar narkoba eksis disana,” tulis salah seorang warga Biru-Biru berinisial JP kepada wartawan, Kamis (30/3).
Selain peredaran narkoba, lanjut dia, di Colombia dan Gang Wakaf itu juga tempat para “bajingan” ngumpul.
“Pokoknya disini tempat paling meresahkan bagi masyarakat Biru-biru di dua lokasi itu. Semua masyarakat disini tau kalau itu basis narkoba.Tempatnya bandit isap sabu-sabu secara bebas,”sebutnya.
Belum lagi, dia bilang, disana para pengedar kebal hukum. Mereka selalu lolos dari pantauan aparat penegak hukum. Tapi anehnya, sambung dia, pemakai selalu ditangkap dari sana.
“Pemakai yang ditangkap, kalau bandar selalu lolos. Makanya kami disini resah, takutnya anak-anak kami bakal menjadi tumbal para mafia narkoba disana. Karena banyak juga oknum-oknum disana melakukan perbuatan yang tidak beres,” ketusnya.
Untuk itu, ia berharap Polda Sumut dan BNN turun ke lokasi guna menangkap para pengedar narkoba disana. Ia memastikan, barang bukti sabu bakal banyak diproleh saat merazia di lokasi.
“Disana kiloan sabunya, jadi pasti besar BBnya kalau ditangkap,”pungkasnya.(Ahmad)