CHINA – Sorang wanita di Provinsi Hebei, China, bikin heboh setelah mengaku sudah mengumpulkan potongan kukunya sejak kecil.
Kuku-kuku itu kemudian ia jual seharga 150 yuan atau sekitar Rp298 ribu per kilogram untuk dijadikan bahan obat tradisional China (TCM).
Dalam praktik TCM, kuku manusia dikenal dengan sebutan jin tui. Konon, bahan ini dipercaya bisa membantu mengeluarkan hawa buruk dan racun dari tubuh, bahkan mempercepat penyembuhan luka, dilansir dari SCMP, Jumat (26/9/2025).
Catatan medis kuno dari Dinasti Tang yang ditulis dokter Sun Simiao (581-682) berjudul Qianjin Yaofang juga mencatat penggunaan kuku manusia. Dalam teks itu disebutkan kuku digunakan untuk mengatasi kembung pada anak.
Potongan kuku dibakar hingga jadi abu, lalu ditempelkan ke payudara ibu agar diminum anak bersama ASI.
He Lan, dokter senior TCM di Rumah Sakit Ketiga Universitas Peking, menjelaskan bahwa kuku manusia masih dipakai dokter TCM di rumah sakit pada era 1960-an.
“Namun seiring ditemukannya bahan lain dengan khasiat serupa, penggunaan kuku manusia mulai berkurang,” ujarnya.
He juga menambahkan bahwa kuku bukan bahan yang mudah didapat.
“Rata-rata orang dewasa hanya menghasilkan 100 gram kuku per tahun,” ujarnya.
Meski jarang, kuku manusia ternyata masih ada dalam obat paten. Pada 2018, sebuah obat tradisional bernama Hou Yan Wan yang digunakan untuk radang tenggorokan jadi sorotan publik karena salah satu bahannya adalah kuku manusia.
Profesor Li Jimin dari Universitas Pengobatan Tradisional China Chengdu menjelaskan bahwa perusahaan obat biasanya membeli kuku dari sekolah atau desa.
“Mereka membersihkannya secara menyeluruh, mensterilkannya, lalu diproses dengan panas sebelum digiling jadi bubuk,” ujarnya kepada Kankan News.
Ada juga kekhawatiran publik soal kemungkinan ada yang menjual kuku kaki. Menanggapi itu, Li memastikan hal tersebut tidak terjadi.
“Semua bahan dan produk medis harus melalui pemeriksaan ketat sebelum beredar di pasaran,” tegasnya.
Selain kuku, ada juga bahan aneh lain dari tubuh manusia yang digunakan dalam TCM. Misalnya gigi, rambut, hingga ketombe. Dalam kitab klasik Bencao Gangmu karya Li Shizhen abad ke-16, disebutkan ketombe yang tertinggal di sisir bisa dicampur sup nasi atau anggur untuk mengobati sakit kepala.
Respons Publik
Fenomena ini menuai beragam komentar warganet. Seorang pengguna internet mengaku jijik.
“Saya merasa ini menjijikkan. Kuku penuh dengan kotoran,” ujarnya.
Ada juga yang mencoba melihat sisi positifnya.
“Sebenarnya cukup aman karena perusahaan obat pasti sudah membersihkan kuku sebelum mencampurkannya ke dalam obat,” tulis pengguna lain.
Warganet lainnya berkomentar singkat
“TCM memang penuh pengetahuan yang mengejutkan,” ujarnya, dikutip dari liputan 6.com. Senin (29/9)
Sementara itu, seorang warganet lain bercanda soal kebiasaannya menggigiti kuku.
“Saya tidak bisa menjual kuku karena semua sudah saya gigit sendiri. Apakah itu bisa mengurangi radang saya?” ujarnya.(*)