BATAM – Setelah absen selama satu tahun, Pawai Tatung Tionghoa yang spektakuler kembali digelar di Kota Batam, Minggu, (15/9/2024) siang.
Acara yang diselenggarakan oleh Majelis Agama Buddha Tridharma Indonesia wilayah Kepulauan Riau (Kepri) ini di dukung penuh oleh Pemerintah Provinsi Kepri dan Pemerintah Kota (Pemko) Batam.
Menurut Ketua Majelis Agama Buddha Tridharma Indonesia Provinsi Kepri, Susanto Theodolite, tahun ini, Pawai Tatung mengusung tema “Harmoni Dalam Keberagaman,” yang bertujuan untuk memperkenalkan budaya lokal dalam konteks kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Persiapan pawai akan dimulai pada pukul 13.30 WIB di 2 vihara utama yakni, Vihara Cipta Darma, Seipanas, dan Vihara Budi Bakti, Nagoya.
Pelepasan pawai dilakukan di depan Hotel Lucky Star pada pukul 14.30 WIB. Ditandai dengan penyalaan petasan oleh beberapa tamu undangan yang hadir. Diantaranya Anggota DPRD Kota Batam, Nuryanto, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Batam, Zulkarnain, Pembimbing Masyarakat Buddha Kantor Wilayah Kemenag Kepri, Kodo Eko Prayogo.
Kemudian pawai melanjutkan perjalanan menuju Nagoya, tepatnya di samping Martabak Har.
Event tahunan ini akan menampilkan 27 klenteng vihara, 49 pasang Tatung dari berbagai daerah, termasuk Kalimantan. Serta 7 peserta budaya Nusantara yang akan menampilkan atraksi seperti reog, kuda lumping, dan tarian dari Flores Larantuka.
Setelah pawai, festival mooncake akan digelar bekerja sama dengan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI). Festival ini akan dimeriahkan oleh berbagai tarian budaya nasional.
Terpisah, Susanto Theodolite, mengatakan bahwa pawai Tatung diharapkan dapat menjadi agenda nasional yang menyatukan berbagai budaya dan memperkuat pariwisata di Kepri. Serta menarik wisatawan dari negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
“Event ini diharapkan akan semakin menjadi magnet pariwisata di Kepri, mempromosikan harmoni dalam keberagaman budaya,” tutup Susanto.(*)