Lintas Mengabarkan

Dinas SDABMBK Diminta Susun Blueprint Penanganan Banjir Terintegrasi

MEDAN – Dinas Sumber Daya Air Bina Marga Bina Konstruksi (SDABMBK) diminta susun blueprint penanganan banjir terintegrasi, sehingga dapat di ketahui solusi mengatasi banjir di Kota Medan.

Dinas SDABMBK diminta susun blueprint penanganan banjir terintegrasi itu oleh anggota Komisi IV DPRD Kota Medan, Edwin Sugesti Nasution, dalam rapat dengar pendapat evaluasi serapan anggaran triwulan pertama tahun anggaran 2025 di Gedung DPRD Kota Medan, Senin (21/4/2025).

“Blueprint atau masterplan penanganan banjir terintegrasi itu bisa diserahkan kepada kami (DPRD Medan, red) sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi perencanaan pembangunan kota,” kata Edwin.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu juga mempertanyakan keputusan efisiensi di tengah belum terselesaikannya titik-titik banjir di Kota Medan, salah satunya di pintu tol Bandar Selamat.

“Sudah hampir sepekan tergenang, meskipun hujan sudah reda. Ini menjadi preseden buruk. Pintu masuk kota justru menyambut tamu dengan banjir. Kalau tidak bisa tangani banjir di pintu tol, bagaimana dengan daerah lainnya. Efisiensi boleh, tapi jangan sampai mengorbankan program prioritas,” katanya.

Sementara, Renville Napitupulu, menyayangkan pengurangan drastis anggaran pada program pengelolaan sumber daya air. Dari total pagu anggaran Rp21 miliar, hanya tersisa sekitar Rp652 juta.

“Angka ini sangat kecil. Padahal kebutuhan masyarakat terhadap air bersih masih sangat tinggi, apalagi di kawasan pinggiran kota. Kolam retensi yang ada dapat di lengkapi dengan instalasi pengolahan air atau water treatment plant, sehingga airnya bisa di manfaatkan warga,” saran Renville.

Menurut Ketua PSI Kota Medan itu, kolam retensi tidak hanya di fungsikan sebagai pengendali banjir, tetapi bisa diolah menjadi air bersih dengan teknologi penyaringan ramah lingkungan, khususna bagi warga yang belum terlayani PDAM.

Sementara Sekretaris Komisi IV, Dame Duma Sari Hutagalung, meminta agar seluruh program dan kegiatan fisik, seperti perbaikan drainase dan pengaspalan jalan segera di realisasikan, mengingat tahun anggaran sudah memasuki triwulan kedua.

“Kita tidak ingin pekerjaan menumpuk di akhir tahun seperti sebelumnya. Kalau sekarang cuaca masih mendukung, sebaiknya percepat realisasi anggaran agar masyarakat bisa segera merasakan manfaatnya,” katanya.

Sedangkan Ketua Komisi 4, Paul Mei Simanjuntak, menyarankan pendekatan lebih terencana dalam menangani banjir. Salah satunya membagi titik-titik rawan banjir di setiap daerah pemilihan dan mengalokasikan anggarannya minimal lima titik di tiap dapil.

“Kita tidak butuh proyek mercusuar, tapi penanganan konkret. Dengan anggaran Rp500 miliar pun kalau tidak dikelola dengan baik, ya tetap saja banjir. Lebih baik di fokuskan ke titik-titik prioritas dengan perencanaan matang,” katanya.

Efisiensi Rp37 Persen

Sebelumnya Plt Kadis SDABMBK, Gibson Panjaitan, menyampaikan pihaknya melakukan efisiensi 37 persen pada sejumlah program kerja. Efisiensi di lakukan untuk mengoptimalkan belanja yang benar-benar berdampak langsung kepada masyarakat. (AR)

Tinggalkan komen

Alamat email anda tidak akan disiarkan.